Sabtu, 28 Desember 2013

Bait-bait pilu si Luqman Baabduh

(Upaya menjawab pertanyaan “Atas sebab apa Ustadz Luqman dikeluarkan dari ahlussunnah)
Ketika lembayung senja merona ….Menghias kalbu merenda rindu…Merajut kisah demi kisah….Memantik sendu dalam seribu bisu…

Ku pandang kau rembulan…yang tetap sabar walau malam ini beringsut pelan…menghanyutkan semua cahaya ketenangan….meluruhkan indah yang sejatinya hanyalah temaram…

“Malam belum lagi beranjak tua, ketika penulis menapakkan kaki di teras masjid pondok Assalafy sumbersalak Jember, semarak suasana masjid memberi kontribusi bagi hangatnya suasana malam itu, terlihat anak-anak santri yg usianya berkisaran antara 10 - 12 tahun berlari2…kemudian mereka bergerumbul membentuk kelompok2 kecil..

Dan pada arah pandang yang lain yaitu di tepi-tepi teras dan di sudut-sudut masjid terlihat beberapa gerombol orang dewasa....

Tampak dari bahasa tubuh dan raut-raut muka mereka, ada sebuah topik pembicaraan yg begitu memukau, hingga iqomat tanda sholat isya tertunda dikarenakan topik tersebut...

Sesaat kemudian melintaslah seorang anak santri dihadapn penulis, dengan bersuara pelan agak tertahan...si anak kecil itu menyampaikan berita dengan mimik yg serius dan sungguh nampak dari intonasi dan gaya dia berbicara, si anak ingin menyampaikan pesan yg sangat penting...

"ami fulan..mukul" ujar si anak tadi sambil memeragakan gaya seseorg yg sedang memukul... 

Dan yang lain menyahut "iya…dan sudah diikat sama tali" 

-------

Demikian petikan prolog dari sebuah tulisan kami yang tak kunjung usai…Tulisan yang berjudul “Noda merah pada baju itu ternyata darah..!” adalah suatu kisah yang membeberkan kronologi kejadian berdarah yang terjadi pada sebuah jum’at malam, yang mana kisah tersebut mendeskripsikan sebuah potongan mozaik dari hiruk pikuknya pergerakan sang ustadz luqman baabduh di markaz induknya.


Sebuah pergerakan yang selalu mengundang perhatian, sorotan, bhkan sebagiannya bernuansa merahnya darah dan tangis kesedihan para korbannya…

Bahkan dalam sebuah hadist yang shohih Rosululloh sholallohu ‘alaihi wassalam telah mlarang yang demikian..

“Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram bagi kalian (untuk ditumpahkan, dirampas, dan dilanggar), sebagaimana keharaman hari kalian ini, pada bulan kalian ini dan di negeri kalian ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Kedzaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian maka janganlah kalian saling mendzalimi…” (HR. Muslim)

Kejadian demi kejadian berlalu tertelan waktu… meninggalkan rekam jejak nan menghitam…tragedi demi tragedi berulang tanpa ada yang sempat tuk mengambil pelajaran…

-----

Menantinya aku gelisah..Menghadangnya, sungguh diri tak kuasa…Mengais dari tepi2 kenang dan kisah…Meratap…terkapar diri dalam sebuah tanya…

Akankah Sejarah kelam kan terulang?
Menelantarkan sesengguk tangis dalam ancam nan mengekang?

¬¬¬-------

Tidak para pembaca yang budiman…

Iya, cukup …cukup penulis dan beberapa orang yg telah berlalu kisahnya yg merasakan getir dan remuk redamnya penderitaan dibawah hegemoni tirani yang mengekang itu…

Dan kini saatnya harus ada seseorg yg bangkit tuk menyeru…menghadirkan kebenaran tuk menjadi sebuah pilihan hidup…


Na’am…

Terlepas dari permasalahan kedzaliman Luqman Baabduh kepada saudara saudaranya kaum muslimin, ternyata pada sisi lain kita dapatkan sejumlah fakta, bahwa para ulama ahlussunnah pun telah memberikan peringatan kepada kaum muslimin tentang bahaya Luqman Baabduh…

“Berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi kaum mukminin.” (Adz-Dzariyat: 55)

2 komentar:

  1. Ketika lembayung senja merona ….Menghias kalbu merenda rindu…Merajut kisah demi kisah….Memantik sendu dalam seribu bisu…

    Ku pandang kau rembulan…yang tetap sabar walau malam ini beringsut pelan…menghanyutkan semua cahaya ketenangan….meluruhkan indah yang sejatinya hanyalah temaram…

    Anda berbakat menjadi penulis cerpen! masyaa Allah

    BalasHapus
  2. "di teras masjid pondok Assalafy sumbersalak Jember"

    eh sumbersalak, bukan nya sumber sari ya??
    wah wah wah ga aktual ni...

    BalasHapus