Pages

Minggu, 06 Juli 2014

Kritikan Syaikh Abdul Hadi Al Umairy untuk Ustadz Luqman Ba’abduh (bagian 6)


Arahan dariku, dan saya bukan lah pemberi arahan, dan tidak pula saya perintahkan kalian untuk menuruti arahanku.Hanyalah beberapa nasehat, yang kita saling menasehati dengannya.
Saya menemukan di hadapan saya para ikhwah yang mulia. Saya tidak berbasa-basi kepada seorang pun, bukan pula saya datang untuk berbasa-basi dengan seseorang. Saya mendapati para ikhwah yang mulia, bermanhaj salaf, manhaj `ulama, mereka memiliki kesalahan yang dijelaskan kepada saya, lalu didiskusikan bersama. Mereka manusia biasa, dan kesalahan-kesalahan tadi bisa diperbincangkan di sisi para `ulama. Maka anda bisa jadi melihat sesuatu sebagai kesalahan, namun sebenarnya itu bukanlah suatu kesalahan. Maka catatlah kesalahan-kesalahan tersebut, kemudian sampaikan pada para ulama`. Berdiskusilah! Jika yang kalian cari adalah kebenaran. Namun jika yang kalian inginkan adalah memenangkan pendapat masing-masing, maka kalian akan hidup dirongrong permusuhan tak berujung. Bukannya membangun, kalian malah menghancurkan.
Saudara Luqman ini, saya katakan,
Janganlah kalian tersibukkan dengannya!  Sedikit pun!  Sungguh!
Biarkan dia menulis apa yang ia ingin tulis, jangan pedulikan dia! Sibukkanlah diri kalian dalam menuntut ilmu, dengan apa yang lebih penting bagi kalian! Tinggalkan dia! Sungguh tidak akan ada pengaruh apapun pada kalian! Biarkan dia menulis apa yang ia inginkan!
Namun jika kamu malah membalas, kemudian dia membalas lagi, kalian saling berbantah-bantahan, itu sama saja kalian menyia-nyiakan umur dan waktu kalian!
Jangan! Tinggalkan dia! Biarkan dia menulis apa yang ia suka! Saya nasehatkan kalian untuk kembali pada para ulama`. Kembalilah pada mereka dan sampaikan kepada mereka perkara yang sebenarnya. Ini yang bisa saya katakan.
Kami mengajar siang dan malam. Kami bukannya bersembunyi di malam hari, atau memiliki majelis-majelis rahasia, tidak! Inilah kami, jelas bagaikan siang.
Apabila dia memiliki beberapa catatan, datanglah pada `ulama, merekalah yang akan menghakimi. Siapa saja yang ditemukan padanya kesalahan, kembalilah pada `ulama. Kebenaran adalah hal yang dicari oleh seorang mu`Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyyah, dan kesalahan selalu ada padanya. Adapun kita sibuk saling mengkritik satu dengan yang lainnya, maka tidak –pantas, pen-!
Saya katakan wahai saudara-saudara, tinggalkanlah dia! biarkan dia menulis apa yang ia inginkan! Jangan tersibukkan dengannya! Sibukkan diri kalian dengan urusan yang lebih penting! Menuntut ilmu, menghafal, pelajaran-pelajaran, halaqah-halaqah ilmu, berkumpul dengan ikhwah, dan untuk tidak saling berpecah.
Bukan hanya Luqman saja, siapa pun yang datang ingin memecah belah barisan kalian, jangan sibukkan diri kalian dengannya, biarkan dia! Bersamalah! Satukan hati dan kalimat kalian, kemudian kembalilah pada `ulama!!Jadikan mereka rujukan bagi kalian. `Ulama sunnah –alhamdulillah- banyak, dan berhubungan dengan mereka tidaklah perkara sulit. Dia (Luqman, pen) akan berhadapan dengan para `ulama. Kalian, sungguh Allah akan mencukupkan kalian. Biarkan dia setelah ini untuk menghadap para`ulama, apabila ia bisa menerima perkataan mereka.
Na`am,
Dia mentahdzir, dan kalian sudah mendengar bahwa dia –juga- mentahdzir diriku. Dia tidaklah mengenalku, sama sekali. Biarkan dia berkata. Kalian, jangan perdulikan!
Saudara-saudara, kuantitas bukanlah tolak ukur. Ada seorang Nabi datang pada hari kiamat, hanya disertai satu atau dua orang, bahkan ada yang tidak disertai oleh seorang pun. Bukankan perkataan Nabi lebih dapat diterima? Kalian tidak akan ditanyai tentang mereka (yang tidak mau mengikuti kalian, pen). Bukan hak kalian untuk memaksa manusia mengikuti seruan kalian. Siapa yang menginginkan kebenaran, hendaklah ia hadir.
Mengapa perkara ini menjadi seperti apa yang Allah kisahkan tentang Fir`aun, ketika ia berkata kepada kaumnya,
“Aku tidaklah mengemukakan kepada kalian (bahwa diriku adalah tuhan kalian), kecuali apa yang aku pandang baik bagi kalian, dan aku tiada menunjukkan kalian kecuali kepada jalan yang benar.”
Maka kaumnya pun serta merta mengikutinya. Kami tidak ingin kalian menjadi seperti mereka.
Apabila Luqman, atau selain Luqman, berkata, “Jangan hadiri majelis Fulan, jangan datang kepada Fulan”, tanyakan kepadanya, apa pendapat anda tentang si Fulan tersebut? Jika ia membawakan kepadamu fakta-fakta yang membuatnya ditahdzir, beberapa perkataan `ulama tentang bahaya si Fulan ini, maka ya, ikuti dia, karena kita selalu mengikuti `ulama kita sebagaimana yang kalian ketahui.  Akan tetapi jika datang seseorang, asal bicara, “Jangan hadiri majlis Fulan, jangan datang kepada Fulan”, maka perkataan semacam ini tidak benar.
Luqman, dia bukanlah rujukan kalian di Indonesia. Perkataan ini harus ia ketahui. Al Hajury dahulu ingin menjadi rujukan dimana? Di Yaman! Lalu apa hasil dari ambisinya tersebut?!
Ia runtuh!
Siapa saja yang berambisi mendapatkan ketenaran, Allah pasti akan jatuhkan dia! Siapa saja yang ingin muncul, menjadi rujukan satu-satunya di suatu tempat mengalahkan yang lain, maka tunggulah, cukuplah Allah yang membereskannya untuk kalian!
Saya katakan ini, orang yang mendapat kebahagiaan, adalah orang yang bisa menerima nasehat dari selainnya. Dan orang yang celaka, adalah orang yang hanya bisa mengambil pelajaran dari dirinya (setelah kehancurannya, pen).
Al Hajury dahulu pernah mengatakan, “Jika pendapat seluruh masyarakat dunia, sepakat mendukung pendapat Abdurrahman Al `Adny, sungguh saya tidak akan bergeming dari pendapat yang aku pegang!!”, atau perkataannya yang semakna dengan itu. Lihatlah bagaimana!? Apa akhir dari sikapnya tersebut?!
Kehancuran!
Oleh karena itu saya katakan, sekalian ikhwah, berhati-hatilah!! Kita memiliki `ulama, kita memiliki rujukan sampai sekarang! Mereka ada –segala puji bagi Allah- , masih hidup, dan mereka adalah gunung-gunung ilmu. Kita hanya merujuk kepada mereka.
Adapun seseorang yang datang ke sebuah daerah, lalu mengatakan bahwa wewenang untuk berbicara hanya miliknya, pergilah pada fulan, jangan pergi pada fulan, merujuklah kepada fulan, adalah hal yang tidak akan pernah kita terima.
Sekali lagi saya katakan wahai sekalian ikhwah, biarkan dia!! Dia dan yang selainnya (yang semisal, pen) Tinggalkan dia! Sungguh tidak tegak suatu dakwah pun, kecuali akan ada musuh yang akan merongrongnya.
Saya katakan, wahai Luqman!! Takutlah engkau kepada Allah! Simaklah hadits dari Rasulullah G ini!
“Wahai sekalian orang yang baru beriman dengan lisannya, namun keimanan belum memasuki relung hatinya, janganlah kalian ganggu kaum muslimin! Janganlah kalian cari-cari cela mereka! Sungguh siapa saja yang selalu mencari-cari cela saudaranya, Allah akan mencari-cari celanya! Dan siapapun yang telah Allah cari-cari celanya, Allah akan permalukan dia, walau ia bersembunyi di dalam rumahnya!!”
Jadikan hadits ini selalu didepan mata kalian wahai ikhwah! Bertaqwalah kepada Allah!
Na`am,
Bolehkah kami merekam perkataan anda ini?
Perkataan saya? Rekam dan sebarkan! Bukankah dari awal saya memulai ini sudah saya katakan untuk merekam dan menyebarkan? Tidak ada yang saya susupkan dan sembunyikan disini.
Demi Allah saat pertama kali saya datang, para ikhwah menceritakan hal ini pada saya, saya enggan untuk menanggapi. Demi Allah! Saya hanya katakan biarkan, biarkan dia.
Akan tetapi ketika saya menyadari bahwa sikap dalam menghadapi fenomena ini harus dijelaskan, -saya pun bicara, pen-. Demi Allah saya bukan ingin membela diri, saya hanya ingin membela para ikhwah selainku disini. Saya hanya ingin memperingatkan. Jika tidak, saya sangat tidak butuh untuk memperlihatkan rekomendasi-rekomendasi yang ada pada saya. Luqman mengenal saya atau tidak, tidak penting bagi saya –demi Allah!-. Akan tetapi saya tunjukkan pada kalian, agar kita bisa mengetahui, apa pendapat anda (Luqman, pen) tentang ini semua? Masyayikh ini, anda mengakui mereka atau tidak? Jika anda tidak terima, mereka sekarang masih hidup, pergi dan tanyakanlah langsung kepada mereka.
Orang yang tidak juga menerima rekomendasi Syaikh Washiyyullah Abbas, apalagi yang bisa kita katakan padanya? Hah?! Atau barangkali Syaikh Washiyyullah juga memiliki catatan –buruk- dalam manhaj beliau menurutnya? Syaikh Yahya Utsman, Syaikh Muhammad Ali Adam, Syaikh Muhammad Bazmul, ini rekomendasi mereka bisa kalian saksikan.
Mungkinkah mereka merekomendasiku namun tidak mengenalku? Kalian sudah dengar tadi bunyi rekomendasi mereka.“Dia (Syaikh Abdul Hadi Al Umairy, pen) telah bermulazamah sekian tahun..” Segala puji bagi Allah. Kami tumbuh, terdidik di tangan para `ulama. Kami tidak seperti sebagian manusia yang hanya belajar satu, dua, atau tiga tahun.
Tidak!,
Kami bermulazamah pada ulama` bertahun-tahun, dan kami masih melakukannya.Kemudian datang kepadamu seseorang, mengatakan
“Orang ini majhul!”
Apa pendapat kalian?!
Saya katakan wahai sekalian ikhwah, seyogyanya kita selalu bertaqwa kepada Allah dalam segala ucapan kita. Demi Allah tidak ada yang akan menyungkurkan seseorang diatas hidungnya di neraka, kecuali buah-buah busuk yang dihasilkan oleh lisan-lisan mereka. Maka bertaqwalah kepada Allah, dia (Luqman, pen) atau selainnya.

berambung Insya Allah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar